SELAMAT DATANG DI BLOG ASHTERKAT PECI

BERUSAHA UNTUK SELALU MENJADI YANG LEBIH BAIK

Selamat datang di blog ASHTER PECI sahabat,,

dan selamat membaca..

follow my twitter @ashterPeci




Kadang masalah adalah sahabat terbaikmu. Mereka buatmu jadi lebih kuat, dan buatmu menempatkan Tuhan di sisimu yang paling dekat. Jangan pernah meremehkan diri sendiri. Jika kamu tak bahagia dengan hidupmu, perbaiki apa yang salah, dan teruslah melangkah. Jangan membenci mereka yang mengatakan hal buruk tuk menjatuhkanmu, karena merekalah yang buatmu semakin kuat setiap hari.Terkadang, kamu berpikir seseorang telah berubah tanpa kamu menyadari hal itu terjadi karena dia mulai bersikap dewasa. Jadi dirimu sendiri agar ketika seseorang mencintai, kamu tak perlu takut jika dia akan temukan dirimu bukan orang yang ingin dia cintai. Perasaan yang paling berbahaya adalah iri, karena iri hati melahirkan kebencian dan kebencian akan membunuhmu perlahan. Tak peduli seperti apa hidupmu, kamu selalu punya pilihan untuk melihat dari sisi baiknya atau sisi buruknya. Hanya karena seseorang terlihat kuat di hadapanmu, tak berarti dia bisa begitu kuat ketika tanpamu. Jangan selalu katakan "masih ada waktu" atau "nanti saja". Lakukan segera, gunakan waktumu dengan bijak. Hidup terlalu singkat jika hanya menyesal. Hidup hanya sekali, namun jika digunakan dengan baik, sekali saja cukup! Hidup ini bukan hanya mencari yang terbaik, namun lebih kepada menerima kenyataan bahwa kamu adalah kamu. Jadi dirimu sendiri. Orang yang bijak adalah yang tahu siapa yang harus dia percaya. Orang yang lebih bijak adalah dia yang selalu bisa dipercaya. Sadarilah, mengeluh tidak menyelesaikan apapun. Mengeluh hanya akan menambah beban dihati. Berhentilah mengeluh, segera bertindak! Jangan jadikan kegagalan kemarin sebagai penghambat hari ini. Semangat untuk membuat hari esok lebih baik, melalui hari ini. Perbuatan adalah cerminan isi hati. Jika hati dipenuhi kebaikan, maka sikap dan tindakan akan baik, pun sebaliknya. Orang yang malas telah membuang kesempatan yang diberikan Tuhan, padahal Tuhan tidak pernah menciptakan sesuatu dengan sia-sia.

Minggu, 21 Oktober 2012

kehormatan dibalik kerudung (ngegombal ala alay)



" Aku seperti daun kering yang menunggumu…"
" Harusnya Kamu menyambutku dengan senyuman dibibirmu, bukan dengan air mata"
 "Aku berjanji… Aku akan menjaga semua kebahagiaan yang telah Kamu berikan kepadaku"
" Jangan bilang kau datang kemari hanya untuk satu tarikan nafas saja?"

 Burung yang berkicau
Dikala embun pagi masih menyelimuti tiap dinding-dinding kaca
Terbayang sesosok insan
Yang ingin terbang menembus cakrawala dunia
Mengepakkan sayap-sayap yang semula membeku dalam hanyutan dinginnya malam

Terbitlah sang surya yang menyemai benih indahnya bunga yang bermekaran

Menghangatkan tapak langkah anak cucunya Adam
Dalam pencarian nafkah bagi sang keluarga
Rezki yang halal untuk jiwa yang fitrah



Hari ini,,, saya merasakan sesuatu yang membuncah di dada. Entah apa namanya… begitu rumit. Tapi saya sadar bahwa terkadang rasa itu tidak selamanya bisa terwakilkan dengan kata. Jadi biarlah,,, tetap menjadi rasa di dada. Tanpa terucap di bibir.
Tentang rasa itu. Semakin lebat saat disela-sela menyelesaikan pekerjaan, saya mencoba menonton “Kehormatan di Balik Kerudung”. Film ini saya dapatkan dari teman pelatihan operator tiga hari yang lalu di LPMP. Tapi baru sekarang berkesempatan menontonnya. Film karya Tya Subiakto Satrio ini diadaptasi dari Novel Karya Ma’mun Affany.
Tetapi sejujurnya saya tidak menontonnya sampai tuntas. Hanya pembukaannya saja. entah kenapa,,, saya kalah dengan perasaan sendiri. Ah,,, terlalu sentimentil mungkin. Tetapi memang demikianlah adanya. Awal saya melihat Syahdu (Donita) dalam Film itu biasa saja. tetapi kemudian tiba-tiba hati saya bergetar mengikuti dialog-dialog manis saat Syahdu bertemu seseorang (Andika Pratama) yang enggan menyebutkan nama. Percakapan yang singkat dan manis itu menggoda saya untuk menulis catatan ini. karena sungguh, saya menyukainya.
“Mbak cantik yah,, saya foto boleh nggak,,, saya wartawan lo.. nanti biar saya masukin ke majalah saya.” Mendengar itu, syahdu terlihat gugup. Lalu berpaling ke arah lain sambil menutupi sebagian wajah dengan kerudungnya. Sedangkan sang pemuda hanya tersenyum sambil bilang “fine”.
“Mbak kenapa terlihat tegang. Apa saya aneh? Anggap saja saya ini teman lama, karena kita bertemu hanya sekali ini saja.”
“Mengapa Mas bicara seperti itu? Bukankah sekarang dunia seakan sempit? Jarak bisa dipangkas oleh waktu Mas”
“Mbak pantas bicara seperti itu. Tapi perasaan tidak bisa diabaikan.”
“Maksudnya?”
“Dari awal saya duduk di sini. Saya sudah terkesan melihat mbak. Saya terkesan dengan wewangian yang mbak kenakan. Saya terkesan dengan dua mata indah di bawah alis tebal. Saya terkesan dengan wajah mbak yang merona.”
“eem… lalu,,?”
“Justru itu,, saya tidak ingin berkenalan.” Pemuda itu kemudian menghadap ke arah lain. Tapi syahdu mengulurkan tangan mengajak salaman sembari menyebutkan namanya “Syahdu”. Pemuda itu tersenyum sambil melambaikan tangan karena tidak mau salaman. Hanya mengangkat topinya sebentar tanda menerima perkenalan.
“Namamu siapa?” Tanya Syahdu.
“Kalau kita saling kenal lalu kita tidak akan bertemu lagi, itu hanya akan menyisakan bayangan.”
“Mengapa kita tidak berusaha untuk mengenal. Lalu berusaha untuk bertemu?”
“Karena pertemuan pertama akan menyisakan rasa penasaran. Dan pertemuan kedua akan menyisakan rasa rindu. Dan saya tidak mau merindu.”
“Maksudnya?” hening sejenak.
“Biar takdir yang mempertemukan kita. saya akan mengingat wajah mbak… Kalaupun mbak tidak ingat wajah saya, yang penting saya mengingat nama, SYAHDU.”
“Semoga kita bisa bertemu lagi.”
“Semoga Allah memberikan yang terbaik buat kita.”
“Maksudnya?” syahdu mulai penasaran. Tapi kereta keburu datang. saat syahdu menoleh ke arah kereta. Pemuda itupun pergi. Syahdu tidak tahu kemana. Tiba-tiba pemuda itu hilang. Hanya buku catatan sang pemuda itu yang tertinggal di bangku taman. Lalu syahdu mengambilnya. Membawanya naik kereta. Membukanya. Membaca sebuah puisi manis yang singkat.
Aku tidak menyesali perpisahan karena
Pertemuan kita sebuah ketidaksengajaan
Waktu berputar tak akan pernah berhenti
Arah menunjuk kemana hati mencari
Jika nasib sakti bertitah
Tak ada halangan untuk menyapa kembali
Sampai di sini,,, perasaan saya semakin teraduk. Entah kenapa,,, saya tidak sanggup melanjutkan menonton Film ini. Rasa penasaran tetap kalah dengan rasa tak menentu yang entah apa namanya ini,,, lalu gerimis itupun turun. menyuburkan rindu.
(jaga kesehatanmu, Mimi... istirahat yang cukup )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar