SELAMAT DATANG DI BLOG ASHTERKAT PECI

BERUSAHA UNTUK SELALU MENJADI YANG LEBIH BAIK

Selamat datang di blog ASHTER PECI sahabat,,

dan selamat membaca..

follow my twitter @ashterPeci




Kadang masalah adalah sahabat terbaikmu. Mereka buatmu jadi lebih kuat, dan buatmu menempatkan Tuhan di sisimu yang paling dekat. Jangan pernah meremehkan diri sendiri. Jika kamu tak bahagia dengan hidupmu, perbaiki apa yang salah, dan teruslah melangkah. Jangan membenci mereka yang mengatakan hal buruk tuk menjatuhkanmu, karena merekalah yang buatmu semakin kuat setiap hari.Terkadang, kamu berpikir seseorang telah berubah tanpa kamu menyadari hal itu terjadi karena dia mulai bersikap dewasa. Jadi dirimu sendiri agar ketika seseorang mencintai, kamu tak perlu takut jika dia akan temukan dirimu bukan orang yang ingin dia cintai. Perasaan yang paling berbahaya adalah iri, karena iri hati melahirkan kebencian dan kebencian akan membunuhmu perlahan. Tak peduli seperti apa hidupmu, kamu selalu punya pilihan untuk melihat dari sisi baiknya atau sisi buruknya. Hanya karena seseorang terlihat kuat di hadapanmu, tak berarti dia bisa begitu kuat ketika tanpamu. Jangan selalu katakan "masih ada waktu" atau "nanti saja". Lakukan segera, gunakan waktumu dengan bijak. Hidup terlalu singkat jika hanya menyesal. Hidup hanya sekali, namun jika digunakan dengan baik, sekali saja cukup! Hidup ini bukan hanya mencari yang terbaik, namun lebih kepada menerima kenyataan bahwa kamu adalah kamu. Jadi dirimu sendiri. Orang yang bijak adalah yang tahu siapa yang harus dia percaya. Orang yang lebih bijak adalah dia yang selalu bisa dipercaya. Sadarilah, mengeluh tidak menyelesaikan apapun. Mengeluh hanya akan menambah beban dihati. Berhentilah mengeluh, segera bertindak! Jangan jadikan kegagalan kemarin sebagai penghambat hari ini. Semangat untuk membuat hari esok lebih baik, melalui hari ini. Perbuatan adalah cerminan isi hati. Jika hati dipenuhi kebaikan, maka sikap dan tindakan akan baik, pun sebaliknya. Orang yang malas telah membuang kesempatan yang diberikan Tuhan, padahal Tuhan tidak pernah menciptakan sesuatu dengan sia-sia.

Senin, 23 September 2013

PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM MENURUT ABU YUSUF DAN MUHAMMAD BIN HASAN ASY SYAIBANI


PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM
MENURUT ABU YUSUF DAN MUHAMMAD BIN HASAN ASY SYAIBANI


MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Sejarah Ekonomi Islam
Dosen Pengampu : M. Arif Hakim, M.Ag


 





Disusun Oleh :

                       1.      Mohammad Apriyanto                  212506
                       2.      Mufidatun Khasanah                    212521
                       3.      Aminatul Fakhiroh                        212524

 



SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN SYARI’AH
2013



KATA PENGANTAR

      Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang bejudul “Pemikiran Ekonomi Islam Menurut Abu Yusuf Dan Muhammad Bin Hasan Asy Syaibani” sebagai tugas Mata Kuliah Sejarah Ekonomi Islam.
Penulis juga mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini, terutama kepada:
1.      Bapak M. Arif Hakim, M.Ag sebagai dosen yang telah membimbing mata kuliah Sejarah Ekonomi Islam.
2.   Orang tua yang senantiasa memberikan dorongan, dukungan, dan doa yang tidak pernah putus kepada penyusun.
3.      Teman-teman yang telah banyak membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis berharap makalah ini dapat berguna bagi masyarakat umum, khususnya mahasiswa. Penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun, penulis harapkan demi perbaikan makalah ini. Sekian dan terima kasih.                                                            


Kudus, 20  September 2013

                                              Penulis



DAFTAR ISI

Halaman Judul 
Kata Pengantar 
Daftar Isi 
BAB I
Pendahuluan 
            A.    Latar Belakang 
            B.     Rumusan Masalah 
BAB II
Pembahasan 
A.    Abu Yusuf (113-182 H/731-798 M)
1.      Biografi
2.      Karya Abu Yusuf
3.      Pandangan Ekonomi Abu Yusuf
B.     Muhammad bin Hasan Asy Syaibani (132-189 H/750-804 M)
1.      Biografi
2.      Karya Asy Syaibani
3.      Pandangan Ekonomi Asy Syaibani
BAB III
Penutup 
Kesimpulan
Saran 
Daftar Pustaka



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Sejarah merupakan kejadian dimasa lampau. Menampilkan pemikiran ekonomi para cendekiawan muslim terkemuka akan memberikan kontribusi positif bagi umat Islam, setidaknya dalam dua hal pertama, membantu menemukan berbagai sumber pemikiran ekonomi Islam kontemporer dan kedua memberikan kemungkinan kepada kita untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai perjalanan pemikiran Islam selama ini.
Konsep ekonomi para cendekiawan muslim berakar pada hukum Islam yang bersumber dari alquran dan hadis nabi. Ia merupakan hasil interpretasi dari berbagai ajaran Islam yang bersifat abadi dan universal, mengandung sejumlah perintah dan prinsip umum bagi perilaku individu dan masyarakat serta mendorong umatnya untuk menggunakan kekuatan akal pikiran mereka.
Kajian-kajian terhadap perkembangan sejarah ekonomi Islam merupakan ujian-ujian empirik yang diperlukan bagi setiap gagasan ekonomi.Ini memiliki arti yang sangat penting, terutama dalam kebijakan ekonomi dan keuangan negara secara umum.

B.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang permasalahan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1.       Bagaimana sumbangan pemikiran Abu Yusuf dan Asy Syaibani terhadap pengembangan Ekonomi Islam?
2.       Apa karya abu Yusuf dan Asy Syaibani yang membantu pengembangan Ekonomi Islam pada masa itu?


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Abu Yusuf (113-182 H/731-798 M)
1.      Biografi
Dalam literatur Islam Abu Yusuf sering disebut dengan Imam Abu Yusuf Ya’qub bin Ibrahim bin Habib al-anshari Al-Jalbi Al-Kufi al-Baghdadi yang dilahirkan pada tahun 113 H[1] dan wafat pada tahun 182 H[2]. Nasab keturunan beliau masih merupakan keturunan dari kaum anshar (pemeluk islam pertama dan kelompok penolong Nabi SAW di Madinah). Sehingga kata-kata al-Anshari pada namanya merupakan nisbah dari sebutan nasab tersebut[3].
Ia memiliki minat yang besar terhadap ilmu, hal ini dibuktikannya dengan banyaknya kajian ia pahami. Pendidikannya dimulai dari belajar hadits dari beberapa tokoh.Ia juga ahli dalam bidang fiqh. Berkaitan dengan ini Abu Hanifah membiayai seluruh keperluan pendidikannya, bahkan biaya hidup keluarganya. Meskipun ia sebagai murid Abu hanifah, ia tidak sepenuhnya mengambil pendapat Abu Hanifah[4].
Abu Yusuf dikenal sebagai Qadi (hakim), bahkan Qadi al-Qudah, hakim agung, sebuah jabatan tertinggi dalam lembaga peradilan pada masa Khalifah Harun Ar-Rasyid.[5]

2.      Karya Abu Yusuf
Di antara karya-karya dan tulisan beliau adalah sebagai berikut:
v  Kitab al-Atsar.Sebuah kitab yang menghimpun hadits-hadits yang diriwayatkan dari para gurunya dan juga dari ayahnya.
v  Kitab Ikhtilaf Abi Hanifah wa Ibni Abi Laila     
v  Kitab al-Radd ala Siyar al-Auza’i.
v  Kitab Adabu al-Qadhi.
v  Kitab al-Maharij fi al-Haili.
v  Kitab al-Jawami’[6]
v  Kitab al-Kharaj. Kitab ini merupakan karya yang paling terkenal. Kitab ini di tulis atas permintaan khalifah Harun Ar Rasyid untuk pedoman dalam menghimpun pemasukan atau pendapatan negara dari kharaj, ushr, zakat dan jizyah.[7]

3.      Pandangan Ekonomi Abu Yusuf
Pandangan Ekonomi Abu Yusuf yaitu tentang negara dan aktivitas ekonomi dan perpajakan

3.1  Perpajakan
Adapun perpajakan yang dibahas oleh Abu Yusuf adalah :
ü  Kharaj
Kharaj adalah pajak tanah yang dipungut dari kaum nonmuslim, baik karena peperangan maupun karena pemilikan pengadakan perjanjian damai dengan pasukan muslim.
ü  Zakat
Dalam perihal zakat, yang pertama Abu Yusuf memperhatikan adalah  tentang zakat pertanian. Jumlah pembayaran zakat pertanian adalah sebesar usyr yaitu 10% dan 5%, tergantung dari jenis tanah dan irigasi.
Kedua, objek zakat yang menjadi perhatiannya adalah zakat dari hasil mineral atau barang tambang lainnya.Abu yusuf dan ulama hanafiyah berpendapat bahwa standar zakat untuk barang-barang tersebut, tarifnya seperti ganimah 1/5 atau 20% dari total produksi. [8]
ü  Usyr
Nama lain dari usyr adalah bea cukai. Usyr merupakan hak kaum muslim yang diambil dari harta perdagangan ahl jimmah dan penduduk kaum harbi yang melewati perbatasan Negara islam.
 Dalam pengumpulan bea, abu yusuf mensyaratkan dua hal yang harus dipertimbangkan. Pertama, barang-barang tersebut haruslah barang-barang yang dimaksudkan untuk diperdagangkan.Kedua, nilai barang yang dibawa tidak kurang dari 200 dirham. [9]
ü  Jizyah
Jizyah adalah pajak kepada yang harus dibayar oleh penduduk nonmuslim yang tinggal dan dilindungi dalam sebuah negara Islam.
3.2  Tata Negara dan Aktivitas Ekonomi
Abu Yusuf dalam membenahi sistem perekonomian, ia membenahi mekanisme ekonomi dengan jalan membuka jurang pemisah antara kaya dan miskin. Ia memandang bahwa masyarakat memiliki hak dalam campur tangan ekonomi, begitu juga sebaliknya pemerintah tidak memiliki hak bila ekonomi tidak adil.
Adapun cara Abu Yusuf dalam membenahi tata negara dan aktivitas ekonomi adalah :
a.       Menggantikan sistem wazifah dengan sistem muqasamah
b.      Membangun fleksibilitas sosial
c.       Membangun sistem politik dan ekonomi yang transparan
d.      Menciptakan sistem ekonomi yang otonom

B.     Muhammad bin Hasan Asy Syaibani (132-189 H/750-804 M)
1.      Biografi
Nama lengkap Al-Syaibani adalah Abu Abdillah Muhammad bin al-Hasan bin Farqad al-Syaibani. Beliau lahir pada tahun 132 H (750M) di kota Wasith, Ibu Kota Iraq pada masa akhir pemerintahan Bani Umawiyyah. Ayahnya berasal dari negeri Syaiban di wilayah jazirah Arab[10].
Di kota Kufah ia belajar fikih, sastra, bahasa dan hadits kepada para ulama setempat, seperti Mus’ar bin Kadam, Sufyuan Tsauri, Umar bin Dzar dan Malik bin Maghul. Pada periode ini pula, Al-Syaibani yang baru berusia 14 tahun berguru kepada Abu Hanifah selama 4 tahun. Setelah itu ia berguru kepada Abu yusuf, salah seorang murid terkemuka dan pengganti Abu Hanifah, hingga keduanya tercatat sebagai penyebar mazhab Hanafi.[11]


2.      Karya Asy Syaibani
Karyanya Zhahir ar-riwayat (seperti al-Mabsut, al-Jami’ al-Kabir, al-Jami’ ash-Shagir, as-Siyar al-Kabir, as-Siyar ash-Shagir dan az-Ziyadat) dan an-Nawadzir (misalnya Amali Muhammad fil Fiqh, ar-Radd ‘ala Ahl al-Madinah dan al-Kasb)

3.      Pandangan Ekonomi Asy Syaibani
Pemikiran ekonomi Asy Syaibani adalah al-Kasb (kerja), kekayaan dan kefakiran, klasifikasi usaha-usaha perekonomian, kebutuhan-kebutuhan ekonomi serta spesialisasi dan distribusi pekerjaan.
Ø  Al-Kasb (Kerja)
Dalam kitab Al-Kasb (Kerja) ini, asy-Syaibani mendefinisikan al-Kasb (kerja) sebagai mencari perolehan harta melalui berbagai cara yang halal. Dalam ilmu ekonomi, aktivitas demikian termasuk dalam aktivitas produksi. Definisi ini mengindikasikan bahwa yang dimaksud dengan aktivitas produksi dalam ekonomi Islam adalah berbeda dengan aktivitas produksi dalam ekonomi konvensional[12].
Asy-Syaibani juga menyatakan bahwa bekerja merupakan ajaran para rasul terdahulu dan kaum muslimin diperintahkan untuk meneladani cara hidup mereka[13]. Dari uraian tersebut, tampak jelas bahwa orientasi bekerja dalam pandangan Al-Syaibani adalah hidup untuk meraih keridhaan Allah SWT.
b.      Kekayaan dan Kefakiran[14]
Menurut Asy-Syaibani walaupun telah banyak dalil yang menunjukkan keutamaan sifat-sifat kaya, sifat-sifat fakir mempunyai kedudukan yang lebih tinggi. Ia menyatakan apabila manusia telah merasa cukup dari apa yang dibutuhkan kemudian bergegas pada kebajikan, sehingga mencurahkan perhatian pada urusan akhiratnya, adalah lebih baik bagi mereka. Dalam konteks ini, sifat-sifat fakir diartikan sebagai kondisi yang cukup (kifayah) bukan kondisi meminta-minta (kafafah). Dengan demikian Asy-Syaibani menyerukan agar manusia hidup dalam kecukupan baik untuk diri sendiri bukan keluarganya.
c.       Klasifikasi Usaha-usaha Perekonomian[15]
Asy-Syaibani membagi usaha perekonomian menjadi empat macam, yaitu sewa-menyewa, perdagangan, pertanian dan perindustrian. Dari keempat usaha perekonomian tersebut, Asy-Syabani lebih mengutamakan usaha pertanian. Menurutnya pertanian memproduksi berbagai kebutuhan dasar manusia yang sangat menunjang dalam melaksanakan berbagai kewajibannya.
Dari segi hukum Asy-Syaibani membagi usaha-usaha perekonomian menjadi dua, yaitu fardu kifayah dan fardu ‘ain.
d.      Kebutuhan-kebutuhan Ekonomi[16]
Al-Syaibani mengatakan bahwa sesungguhnya Allah menciptakan anak-anak Adam sebagai suatu ciptaan yang tubuhnya tidak akan berdiri kecuali dengan empat perkara, yaitu makan, minum, pakaian dan tempat tinggal. Para ekonom lain mengatakan bahwa keempat hal ini adalah tema ilmu ekonomi. Jika keempat hal tersebut tidak pernah diusahakan untuk dipenuhi, ia akan masuk neraka karena manusia tidak akan dapat hidup tanpa keempat hal tersebut.
e.       Distribusi Pekerjaan[17]
Imam Asy-Syaibani menyatakan bahwa manusia dalam hidupnya selalu membutuhkan yang lain. Asy-Syaibani menandaskan bahwa seorang yang fakir membutuhkan orang kaya dan orang kaya membutuhkan tenaga orang miskin. Dari hasil tolong menolong itu, manusia jadi lebih mudah dalam menjalankan aktivitas kepada-Nya. Dengan demikian, distribusi pekerjaan seperti yang di atas merupakan objek ekonomi yang mempunyai dua aspek secara bersamaan, yaitu aspek religius dan aspek ekonomis.



BAB III
PENUTUP
A.       Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan di atas maka dapat ditarik kesimpulan :
1.      Kitab Al-Kharaj karyanya merupakan salah satu literatur dan bahan rujukan bagi para pemikir sesudahnya maupun pemikir-pemikir kontemporer dalam menyusun kembali sistem islam yang sempurna dari sisi ekonomi.
2.      Pandangan Ekonomi Abu Yusuf yaitu tentang negara dan aktivitas ekonomi dan perpajakan.
3.      Dalam bidang perpajakan Abu Yusuf  memperhatikan tentang kharaj, zakat, usyr dan jizyah.
4.      Menurut Asy Syaibani, permasalahan ekonomi wajib diketahui oleh umat islam karena dapat menunjang ibadah wajib.
5.      Pemikiran beliau tentang ekonomi terbagi menjadi lima bagian, yaitu: Al-Kasb ( Kerja ), Kekayaan dan Kefakiran, Klasifikasi Usaha-usaha Perekonomian, Kebutuhan-Kebutuhan Ekonomi, Spesialisasi dan Distribusi Pekerjaan.
6.      Sektor usaha yang harus lebih diutamakan menurut Asy-syaibani adalah sektor pertanian, karena pertanian merupakan sektor usaha yang memproduksi berbagai kebutuhan dasar.

B.  Saran
Demikianlah uraian dari makalah ini, kami berharap coretan ini dapat membantu kawan-kawan mengantarkan dan menjadi bahan rujukan dalam forum presentasi.
Sekiranya demikian saran yang konstruktif sangat kami harapkan sehingga dapat menggugah semangat kami dalam belajar dan presentasi.


DAFTAR PUSTAKA


Euis Amalia. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam: dari Masa Klasik hingga Kontemporer. Jakarta: Pustaka Asatruss, 2005.
Adimarwan Karim. Sejarah Pemikiran Ekonomi. Jakarta: Raya Grafindo Persada, 2006.
Biografi Abu Yusuf”. http://seyfudin.wordpress.com/, 18 Mei 2010.
Madjid, M. Nazori, Pemiran Ekonomi Islam Abu Yusuf, Yogyakarta: Pusat Studi Ekonomi Islam, 2003.
Heri Sudarsono, Konsep Ekonomi Islam Suatu Pengantar, Yogyakarta. Ekonisia. 2003.
Surahman Hidayat, Etika Produksi Dalam Islam, Rubrik Iqtishad Harian Umum Republika.  28 Oktober 2002.




[1]   Euis Amalia. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam: dari Masa Klasik hingga Kontemporer. (Jakarta: Pustaka Asatruss, 2005), 69
[2] Adimarwan Karim. Sejarah Pemikiran Ekonomi. (Jakarta: Raya Grafindo Persada, 2006), 69
[3]  Biografi Abu Yusuf”. http://seyfudin.wordpress.com/, diakses 18 Mei 2010
[4]  Madjid, M. Nazori, Pemiran Ekonomi Islam Abu Yusuf, Yogyakarta: Pusat Studi Ekonomi Islam, 2003
[5] Ibid
[6] Heri Sudarsono, Konsep Ekonomi Islam Suatu Pengantar, Yogyakarta. Ekonisia. 2003. Hal. 152
[7] Ibid, hal. 136
[8] Ibid, hal 72
[9] Ibid, hal 75
[10] Adimarwan Karim. Sejarah Pemikiran Ekonomi. (Jakarta: Raya Grafindo Persada, 2006), 231
[11] Ibid
[12] Ibid, 234
[13] Surahman Hidayat, EtikaProduksi Dalam Islam, Rubrik Iqtishad Harian Umum Republika.  28 Oktober 2002
[14] Adimarwan Karim. Sejarah Pemikiran Ekonomi. (Jakarta: Raya Grafindo Persada, 2006), 237-238
[15] Ibid, 238
[16] Ibid, 239
[17] Ibid, 239-240



Salam Manis Buat galauwer's..

HAHAHAHA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar